Pendahuluan
Surat Al-Kautsar adalah surat ke-108 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari tiga ayat pendek. Surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyah, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Mekkah. Al-Kautsar secara harfiah berarti "karunia yang banyak," yang merupakan pemberian Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Tafsir dari surat ini telah dibahas oleh banyak ulama, termasuk Imam Al-Thabariy dan Prof. Dr. Wahbah Al-Zuhayliy. Kajian ini akan mengulas tafsir Q.S. Al-Kautsar dari perspektif kedua ulama tersebut.
Tafsir Imam Al-Thabariy
Latar Belakang dan Metodologi
Imam Al-Thabariy (838-923 M) adalah seorang ulama besar yang terkenal dengan karyanya dalam bidang tafsir, sejarah, dan fiqh. Tafsir Al-Thabariy atau "Jami' al-Bayan fi Ta'wil al-Qur'an" adalah salah satu karya tafsir paling komprehensif yang pernah ditulis. Metode tafsir yang digunakan Al-Thabariy adalah tafsir bil-ma'tsur, yang mengandalkan riwayat-riwayat dari Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan tabi'in.
Tafsir Ayat-ayat Al-Kautsar
- Ayat 1:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ
Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak.
-
- Menurut Al-Thabariy, al-Kautsar diartikan sebagai sebuah karunia besar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam tafsirnya, ia menyebut beberapa makna dari al-Kautsar, termasuk sebuah sungai di surga yang diberi kepada Nabi Muhammad SAW, ilmu yang banyak, atau karunia yang melimpah dalam bentuk pengikut dan umat yang besar.
- Ayat 2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!
-
- Al-Thabariy menafsirkan ayat ini sebagai perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk mendirikan shalat dan berkurban sebagai bentuk rasa syukur atas karunia yang telah diberikan. Shalat dan kurban ini menjadi simbol dari ketaatan dan pengabdian kepada Allah.
- Ayat 3:
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ
Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
-
- Ayat ini merupakan janji Allah bahwa orang-orang yang memusuhi Nabi Muhammad SAW akan terputus (abtar) dan tidak akan memiliki keturunan atau pengaruh yang bertahan lama. Menurut Al-Thabariy, ayat ini turun sebagai jawaban terhadap ejekan kaum Quraisy yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak memiliki keturunan laki-laki sehingga namanya akan terputus.
Tafsir Prof. Dr. Wahbah Al-Zuhayliy
Latar Belakang dan Metodologi
Prof. Dr. Wahbah Al-Zuhayliy (1932-2015) adalah seorang ulama kontemporer yang dikenal dengan karya-karyanya dalam bidang tafsir, fiqh, dan ushul fiqh. Karyanya yang terkenal, "Tafsir al-Munir," menggunakan pendekatan tafsir bil-ra'yi yang menggabungkan penjelasan tekstual dengan analisis rasional dan kontekstual.
Tafsir Ayat-ayat Al-Kautsar
- Ayat 1:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ
Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak.
-
- Al-Zuhayliy menafsirkan al-Kautsar sebagai berbagai macam kebaikan dan karunia yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Ia menjelaskan bahwa makna al-Kautsar mencakup sungai di surga, keturunan yang baik, ilmu yang bermanfaat, serta banyaknya pengikut dan umat yang setia.
- Ayat 2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!
-
- Menurut Al-Zuhayliy, perintah untuk mendirikan shalat dan berkurban adalah wujud rasa syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya. Ia menekankan pentingnya ibadah shalat sebagai pilar utama dalam Islam dan ibadah kurban sebagai simbol ketaatan dan pengorbanan.
- Ayat 3:
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ
Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat
-
- Al-Zuhayliy menafsirkan ayat ini sebagai janji Allah bahwa musuh-musuh Nabi Muhammad SAW yang selalu memfitnah dan memusuhi beliau akan terputus pengaruhnya. Ia menjelaskan bahwa makna abtar adalah tidak adanya keberkahan dan keturunan yang baik bagi mereka yang memusuhi Nabi.
Analisis Perbandingan
Tafsir Imam Al-Thabariy dan Prof. Dr. Wahbah Al-Zuhayliy menunjukkan beberapa persamaan dan perbedaan. Kedua ulama sepakat bahwa al-Kautsar merupakan karunia besar dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW, namun mereka menguraikan rincian karunia tersebut dengan sedikit perbedaan. Al-Thabariy lebih menekankan pada riwayat-riwayat yang spesifik seperti sungai di surga, sementara Al-Zuhayliy memberikan penjelasan yang lebih luas mencakup berbagai bentuk karunia.
Dalam menafsirkan ayat kedua, kedua ulama sepakat tentang pentingnya shalat dan kurban sebagai bentuk rasa syukur. Namun, Al-Zuhayliy menambahkan penekanan pada aspek spiritual dan sosial dari kedua ibadah tersebut.
Pada ayat ketiga, baik Al-Thabariy maupun Al-Zuhayliy sepakat bahwa janji Allah tentang musuh-musuh Nabi yang akan terputus pengaruhnya adalah bukti perlindungan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Zuhayliy memberikan penjelasan yang lebih kontekstual dengan menjelaskan dampak sosial dari terputusnya pengaruh musuh-musuh Nabi.
Kesimpulan
Tafsir Q.S. Al-Kautsar oleh Imam Al-Thabariy dan Prof. Dr. Wahbah Al-Zuhayliy memberikan wawasan yang kaya tentang makna surat ini. Meskipun ada perbedaan dalam pendekatan dan penekanan, kedua ulama tersebut sepakat bahwa surat ini menegaskan karunia besar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan pentingnya rasa syukur melalui ibadah. Kajian ini menunjukkan bagaimana pendekatan tafsir yang berbeda dapat saling melengkapi dalam memahami pesan-pesan Al-Qur'an.
Author : M. Husaeni, M.Ag